Sabtu, 19 November 2011

Pahami kata "Insya Allah" yang sering Anda ucapkan

Insya Allah. Apa arti sebenarnya dari kata itu?
 
Segala sesuatu yang menyangkut nanti atau besok, tergolong dalam pengertian masa yang akan datang. Selama berkaitan dengan masalah yang akan datang manusia tidak bisa memastikan, kecuali bila dikehendaki Allah.
Allah SWT berfirman: “Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu “Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi”, kecuali dengan menyebut Insya Allah”. (QS. al-Kahfi: 23-24).




Sesuatu yang menyangkut masa yang akan datang, mencakup lima unsur:
  • Pertama: pelaku (subyek)
  • Kedua: yang diperlakukan (obyek)
  • Ketiga: waktu dan tempat kejadian
  • Ke-empat: sebab musabab
  • Kelima: kekuatan dan kemampuan yang diperlukan untuk pelaksanaannya.

Apabila seorang berkata, “Besok saya akan pergi ke tempat bla-bla untuk membicarakan masalah bla-bla-bla”. Orang itu tidak punya jaminan kalau ia akan tetap hidup sampai besok. Begitu juga dengan orang yang akan ditemuinya. Kalau ia esoknya bisa pergi, mungkin waktunya tidak tepat, atau tempatnya berubah, atau mungkin esoknya orang itu tidak berkemampuan (fisik, materi) atau juga berubah niat untuk melaksanakannya.
Jadi, manusia tidak kuasa menentukan kelima unsur itu. Semuanya dikembalikan kepada pengaturnya, yaitu Allah yang Maha Kuasa. Manusia harus menuruti perintahNya, mengucapkan kata Insya Allah, yang artinya Jika Allah Menghendaki atau Mengizinkan. Apabila Allah SWT tidak menghendaki, pasti rencana pun gagal.

Sumber: Anda Bertanya Islam Menjawab, Prof. Dr. Mutawalli asy-Sya’rawi, Gema Insani Press hal 23-24.


Kata Insya Allah dulu dan sekarang rupanya ada mengalami pergeseran makna. Walau sesungguhnya dan memang seharusnya maknanya tidak boleh berubah. Namun karena terjadi pergeseran budaya dan perilaku para pemakai kata 'Insya Allah' tersebut maka seolah-olah maknanya bergeser. Padahal tidaklah demikian, dan akan tetap sama maknanya dulu dan sekarang hingga kelak dunia ini berakhir.

Kalau dahulu dan lebih-lebih di zaman Rasulullah kemudian dilanjut dengan para sahabat, kerabat, para jumhur ulama masih memiliki pengaruh kuat dizaman itu, maka kata 'Insya Allah' sesungguhnya  nyaris bermakna atau berarti sebuah 'kepastian' kecuali Allah berkehendak lain. Artinya bahwa begitu beliau-beliau  mengucapkan kata 'Insya Allah' dalam sebuah janji, atau disaat beliau-beliau diminta untuk hadir pada suatu acara tertentu,  maka itu adalah suatu jaminan akan sebuah kepastian bahwa mereka akan datang, mereka akan menghadiri, mereka akan menepati janji apabila di tinjau dari sisi kapasitas mereka selaku 'manusia', terkecuali Allah berkehendak lain barulah hal itu tidak bisa terealisasi.

Namun dimasa sekarang, orang begitu gampang mengucapkan kata 'Insya Allah' sekalipun untuk sesuatu yang sebenarnya sulit untuk ia lakukan baik dipandang secara teknis, waktu, tempat, dan lainnya. Artinya sangat kecil kemungkinannya dapat ia penuhi bahkan cenderung sebagai tameng dari ketidakpastian jawaban dan perilaku atau yang lebih pantas kita sebut "LIER / BOHONG". Bahkan tidak sedikit pula orang yang mengucapkan kata itu sesungguhnya sudah terbesit di dalam hatinya untuk tidak merealisasikan ucapannya itu. Ucapan itu sengaja disampaikan hanya dimaksudkan sekedar untuk pemanis.

Hanya saja, pemanis atau tidak pemanis, dengan ucapan itu tentu orang akan berharap kehadirannya, kedatangannya, ketepatan janjinya, dan lain-lain.

Semestinya agar tidak memberi harapan alangkah baiknya nyatakan saja dengan sejujurnya misalkan: Mohon maaf, saya tidak bisa memenuhi janji karena bla...bla...., sekali lagi mohon maaf yang sebesar-besarnya. dst. dst.

Namun nyatanya orang tetap mengatakan 'Insya Allah', sekali lagi..., walau untuk sesuatu yang tidak mungkin dapat ia lakukan. Karena dianggapnya bahwa pengertian atau makna kata 'Insya Allah' adalah hanya tergantung sikon dan tergantung perasaan hati belaka, bukan tergantung pada ketentuan Allah.

Mohon maaf kalau cara pandang saya berbeda dengan teman - teman. Akan tetapi belive or not, bahwa perbedaan itu rahmat, iya gak sobat ?

Jumat, 18 November 2011

Dampak Bosan

“Jangan pernah meremehkan kebosanan karena akan membuat  jantung Anda lama kelamaan bisa bermasalah karena kebosanan tersebut. ”

Kita semua pasti pernah merasakan bosan jika harus berada di suatu tempat dalam waktu yang tidak sebentar, tanpa ada hal yang menarik atau kegiatan yang bisa dilakukan.
Walaupun seperti terkesan biasa dan bahkan mungkin sering Anda alami, rasa bosan tetap harus diwaspadai, karena menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Departement of Epidemiology and Public Health, University London, orang-orang yang mengalami kebosanan dalam hidupnya berisiko dua setengah kali lebih besar meninggal akibat masalah pada jantung, dibandingkan mereka yang tidak merasakan kebosanan dalam hidupnya. Apa sebenarnya rasa bosan itu, bagaimana kita harus menghadapinya, dan adakah cara untuk mengatasinya?

Semua Pernah dan Bisa Mengalami Rasa Bosan
Bosan, terjadi ketika kita tidak melakukan apa-apa dalam jangka waktu yang cukup lama atau melakukan sesuatu yang sama selama waktu tertentu tanpa ada perbaikan situasi dan suasana di dalamnya. Seperti yang disampaikan oleh Stephen Vodanovich dari University of West Florida, “Orang yang mudah merasa bosan, biasanya tidak melihat lingkungannya sebagai sesuatu yang menggairahkan, dan tidak memiliki banyak hal untuk dieksplorasi.”Karena itu, orang yang kreatif dan punya banyak minat cenderung tak mudah merasa bosan. ”Mereka bisa menyibukkan dirinya dengan berbagai hal,”
Tapi, bagi Anda yang punya segudang kegiatan, jangan buru-buru senang, karena nyatanya kebosanan pun bisa terjadi saat kita berkegiatan.

Pekerjaan yang bisa diselesaikan tanpa harus banyak berpikir atau sebaliknya pekerjaan yang terlalu rumit, keduanya bisa menyebabkan kebosanan. ”Yang biasa disebut sebagai tugas yang membosankan adalah pekerjaan yang membutuhkan usaha keras untuk mempertahankan fokus dan perhatian,”

Bosan Yang Patologis
Otto Fenichel, seorang psikoanalisis dari Austria meyakini bahwa kebosanan terjadi karena dorongan hati, hasrat, dan keinginan yang terus menerus ditekan, dan hasrat yang tertahan ini bisa berubah menjadi perasaan tak punya tujuan hidup.
Kebosanan jenis ini, yang terjadi terus-menerus, dan menjadi bagian hidup, perlahan bisa ”menyedot habis” hidup kita,
”Rasa bosan baru menjadi sesuatu yang mengganggu ketika kita dalam keadaan tak berdaya untuk mengubah suasana/obyek yang menimbulkan rasa bosan. Perasaan tidak berdaya inilah yang mengganggu baik jiwa maupun tubuh,”
Untuk mencegah munculnya efek buruk itu semua, maka kita harus menghindari rasa bosan. Salah satu hal yang membuat seseorang merasa tak berdaya untuk mengubah sesuatu yang membuatnya bosan adalah karena merasa terikat pada nilai / keyakinan tertentu. ”Agar bisa terbebas dari perasaan tak berdaya, maka ia harus berdamai dengan nilai yang dianutnya itu. Apakah masih cocok digunakan atau bisa ditinggalkan dahulu,”

Strategi yang paling tepat untuk menghindarkan diri dari kebosanan adalah dengan menyempatkan diri untuk berefleksi, mencari tahu hal-hal yang paling membuat Anda tertarik, bersemangat, dan ingin tahu. Intinya ada pada diri anda sendiri bagaimana membuat hidup anda tidak akan merasakan suatu kebosanan yang tentunya disertai dengan aktivitas yang anda lakukan haruslah selaras dengan diri anda dan tidak membosankan bagi anda sendiri.

Minggu, 13 November 2011

Apakah Indonesia masih pantas menjadi tuan rumah SEA GAMES ditahun mendatang?

Apakah Indonesia masih pantas menjadi tuan rumah SEA GAMES ditahun mendatang?

  
Saat ini saya sebagai warga negara Indonesia malu, walaupun saya tidak ada sangkut pautnya dengan urusan negara apalagi Sea Games. boro boro jadi panitia ato jadi Atlitnya. tukang sapupun bukan. Tapi secara general saya sebagai warga negara berhak memberi penilaian terhadap kinerja pemerintah. yaaaahhh syukur kalo didengar.

1 hari sebelum sea games dimulai saya sempat tuh nonton tv, ada bapak mentri berkunjung ke palembang trus dia bilang " Semua sudah bagus, semua sudah siap, tinggal beberapa tempat lagi yang mesti diperbaiki, besok semua sudah rampung dan bisa digunakan ". Ehhh kenyataannya berbeda pada hari H nya ternyata tempatnya belum siap trus reporter tv nanya nie ke bapak tukang " pak, kira-kira berapa lama lagi ini selesai ? " dengan polos dan lugu bapak tukang menjawab " masih lama ini mbak klo semuanya mungkin sekitar 1 bulan lagi ! " Toenkkkkkkk toenkkkk jadi apa gunanya pak mentri kesana ? Tamasya ? lah wong jar ne pak mentri wes siap di gawe ! piye iki pak ?

Bayangkan ruang tunggu atlit cuma terbuat dari tenda tok... Hadehhhh emang bener bener gak siap. Padahal inikan ajang Internasional semua mata memandang ke negara kita. Come on..... dimana letak kesiapannya ? jangankan itu wisma atlit yang katanya habisnya Milyaran ropeahhhh masa cuma terbuat dari trilpleks, busyet dah kaya apa mau istirahat tuh atlit ? Padahal harus istirahat yang cukup demi membela negara kita tercinta namun gak sepadan dengan fasilitas yang dikasih oleh pemerintah.

Sedih bro, gak habis pikir negara kita kok bisa amburadul gini yach ? kalo gak siap gak usah maksain dech, sono masih banyak PR yang mesti diurus, tuh masih banyak adik adik dan saudara kita tidur dan tinggal dijalanan mengais makanan dari bak sampah.

Kemana Pajak yang selama ini kita bayar ? gempar gempur warga negara yang baik malu gak bayar pajak ! ya gimana kita gak males bayar pajak lah wong duitnya gak tau lari kemana ? bayangkan saja di Kalimantan saja khusus daerah pertambangan rata-rata 1 karyawan itu pajak penghasilannya berkisar antara 200 - 300 ribu perbulan dikali sekitar 10.000 karyawan belum yang di pulau lain. Akses jalan raya aja bolong-bolong. Soooo Kemana dimana kemana ?????? ( Ayu ting ting mode on ). Hanya anda pembaca yang bisa menilai semua.


berikut sedikit berita yang saya dapat dari BBC Indonesia.

"Buruknya persiapan membayangi SEA Games," begitu berita di New Straits Times, Malaysia, salah satu negara peserta dalam pesta olahraga yang dibuka pekan ini.
Indonesia sudah empat kali menjadi tuan rumah SEA Games namun kali ini cukup mengejutkan karena fasilitas di Palembang masih belum siap 78 jam sebelum pertandingan dimulai, kata New Straits Times di kolom pendapatnya.
Berita terkait

Salah satu alasan Palembang dipilih adalah untuk mempromosikan kota itu sebagai tujuan wisata namun hal ini bisa menjadi bumerang bila mendapat penilaian buruk dari para atlet, tambah harian itu.

Sementara itu Bangkok Post juga mengangkat hal yang sama melalui pernyataan Wakil Presiden Komite Olimpiade Thailand.

"Kota-kota tuan rumah (Jakarta dan Palembang) tampaknya tidak siap untuk pelaksanaan Games karena buruknya komunikasi dan kerjasama antara Jakarta dan Palembang," kata Charoen Wattanasin.

Penyelenggaraan SEA Games ini sebelumnya sudah diwarnai dengan kontroversi menyangkut dugaan korupsi terkait fasilitas wisma atlet untuk pesta olahraga ini oleh mantan Bendahara Partai Demokrat Muhamad Nazarudin.

Terkait kasus ini, Nazaruddin kembali mengulangi tuduhan yang melibatkan ketua Partai Demokrat Anas Urbaningrum dalam skandal korupsi menyangkut fasilitas SEA Games ini.

Pihak penyelenggara menekankan SEA Games akan sukses.








Gimana mau sukses belum dimulai aja sudah dikorupsi duluan !!! peace.
Apa komentar Anda terkait persiapan penyelenggaraan pesta olahraga ini ?

Ane minta maaf kalo ada yang gak berkenan dengan oretan Ane, yakinlah ini semua tujuannya untuk Indonesia yang lebih baik. Thanks.